AUD/JPY Lanjutkan Pemulihan Bentuk V Mendekati 93,40 dengan Harapan Kenaikan Suku Bunga oleh RBA

• AUD/JPY telah naik mendekati 93,40 karena RBA diharapkan akan menaikkan suku bunga lebih lanjut.
• Kenaikan suku bunga RBA berdampak pada prospek ekonomi Australia.
• BoJ secara konsisten melakukan upaya untuk mendorong upah dan permintaan yang lebih tinggi melalui stimulus moneter.

Pasangan AUD/JPY menunjukkan pemulihan bentuk V dari support kritis 93,00 di sesi London. Barometer risiko telah meregangkan pemulihan bentuk V mendekati 93,40 karena pasar berharap bahwa Reserve Bank of Australia (RBA) akan menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Inflasi Australia telah menunjukkan kegigihan karena indikator Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan telah melonjak ke 6,8% dari rilis sebelumnya di 6,4%, yang cukup untuk mendukung lebih banyak kenaikan suku bunga dari RBA. Dalam rapat kebijakan moneter bulan Juni, Gubernur RBA Philip Lowe menyatakan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut adalah tepat untuk menurunkan inflasi yang membandel. Komentar tersebut muncul setelah RBA Lowe mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin secara mengejutkan menjadi 4,10%.

Sebuah jajak pendapat dari Reuters menunjukkan bahwa RBA akan menaikkan suku bunga acuannya (Official Cash Rate/OCR) lebih lanjut sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 4,35%.

Sementara itu, kenaikan suku bunga RBA berdampak pada prospek ekonomi Australia. PDB Australia telah turun pada kuartal pertama CY2023 dan surplus Neraca Perdagangan mereka tergelincir karena lemahnya permintaan global.

Di kawasan Asia, beberapa bank terbesar di Tiongkok menurunkan suku bunga untuk berbagai produk deposito, menanggapi permintaan pemerintah untuk membantu meningkatkan pertumbuhan di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Hal ini dapat mempercepat pemulihan ekonomi RRT dan mendukung real estatnya yang rentan. Perlu dicatat bahwa Australia adalah mitra dagang utama RRT dan stimulus moneter di RRT akan mendukung Dolar Australia.

Di Jepang, pemulihan bisa lebih tinggi dipimpin oleh upaya Bank of Japan (BoJ) untuk mendorong upah dan permintaan yang lebih tinggi melalui stimulus moneter. Para ekonom di Societe Generale menyebutkan bahwa ekonomi utama yang paling tangguh mungkin adalah Jepang, dan hal ini akan memberikan dukungan untuk Yen karena pasar menunggu pertemuan BoJ pekan depan.