AUD/JPY Naik Menuju 98,50 karena Sikap Hawkish Gubernur RBA Bullock pada Prospek Kebijakan
- AUD/JPY menguat karena sentimen hawkish di seputar lintasan kebijakan RBA.
- Gubernur RBA Bullock menyatakan bahwa bank sentral Australia tidak akan ragu untuk menaikkan suku bunga lagi.
- Penurunan Yen Jepang akan terbatas karena para pedagang memprakirakan BoJ akan mengambil sikap hawkish.
AUD/JPY bergerak naik mendekati 98,40 selama jam-jam Eropa pada hari Selasa, menyusul sentimen hawkish di seputar prospek kebijakan Reserve Bank of Australia (RBA). Gubernur RBA Michele Bullock menyatakan bahwa bank sentral Australia tidak akan ragu untuk menaikkan suku bunga lagi untuk memerangi inflasi jika diperlukan.
Risalah RBA baru-baru ini mengindikasikan bahwa para anggota dewan telah mempertimbangkan kenaikan suku bunga sebelumnya bulan ini sebelum akhirnya memutuskan bahwa mempertahankan suku bunga saat ini akan menyeimbangkan risiko dengan lebih baik. Selain itu, para anggota RBA sepakat bahwa penurunan suku bunga kemungkinan tidak terjadi dalam waktu dekat. Para pedagang menunggu Indeks Harga Konsumen Bulanan pada hari Rabu yang dapat memengaruhi prospek kebijakan RBA.
Namun, kenaikan AUD/JPY dapat tertahan karena sentimen hawkish di sekitar Bank of Japan (BoJ). Selain itu, pernyataan yang saling bertentangan dari BoJ dan Federal Reserve (The Fed) terkait prospek kebijakan mereka turut memberikan dukungan kepada Yen Jepang. Gubernur BoJ Kazuo Ueda menyatakan di Parlemen pada hari Jumat bahwa bank sentral dapat menaikkan suku bunga lebih lanjut jika proyeksi ekonominya akurat.
Gubernur BoJ Ueda juga menyampaikan pernyataan di hadapan parlemen Jepang, dengan menyatakan bahwa ia "tidak mempertimbangkan penjualan obligasi pemerintah Jepang (JGB) jangka panjang sebagai alat untuk menyesuaikan suku bunga." Ueda mencatat bahwa setiap pengurangan pembelian JGB hanya akan mencakup sekitar 7-8% dari neraca, yang merupakan penurunan yang relatif kecil. Ia menambahkan bahwa jika ekonomi sejalan dengan proyeksi mereka, mungkin ada fase di mana mereka mungkin akan menyesuaikan suku bunga sedikit lebih jauh.
Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mencatat pada hari Selasa bahwa nilai tukar mata uang asing dibentuk oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan moneter, perbedaan suku bunga, risiko geopolitik, dan sentimen pasar. Ia menekankan bahwa memprediksi dampak faktor-faktor ini terhadap nilai tukar valas merupakan tantangan.