GBP/JPY Turun ke Dekat 192,00 karena Meningkatnya Penghindaran Risiko
- GBP/JPY turun karena para pedagang bersikap hati-hati menjelang rilis IMP Manufaktur ISM AS pada hari Selasa.
- JPY mungkin menghadapi tantangan karena data manufaktur Jepang yang lemah memicu ekspektasi BoJ menunda kenaikan suku bunga lebih lanjut.
- Penjualan Ritel Like-for-Like BRC naik 0,8% YoY pada bulan Agustus, dibandingkan kenaikan 0,3% sebelumnya.
GBP/JPY mematahkan kenaikan tiga hari berturut-turutnya, diperdagangkan di sekitar 191,80 selama jam-jam Eropa pada hari Selasa. Namun, JPY menghadapi tantangan karena data manufaktur Jepang yang lemah memicu spekulasi Bank of Japan (BoJ) mungkin menunda kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Pada hari Selasa, Jepang mengumumkan akan mengalokasikan ¥989 miliar untuk mendanai subsidi energi sebagai respons terhadap kenaikan biaya energi dan tekanan biaya hidup yang diakibatkannya. Intervensi pemerintah ini berpotensi berkontribusi pada inflasi.
Sikap kebijakan moneter hawkish Bank of Japan (BoJ) semakin diperkuat oleh kenaikan dalam inflasi Tokyo baru-baru ini. Sementara itu, perusahaan-perusahaan Jepang melaporkan peningkatan tajam dalam belanja modal pada kuartal kedua.
Di Inggris Raya, Penjualan Ritel Like-for-Like BRC naik 0,8% pada basis tahunan pada bulan Agustus, naik dari kenaikan 0,3% pada bulan Juli, menandai pertumbuhan tercepat dalam lima bulan. Pada hari Senin, IMP Manufaktur Inggris S&P Global bertahan stabil di 52,5 untuk bulan Agustus, konsisten dengan estimasi pendahuluan.
Pound Sterling menerima dukungan karena para pedagang mengantisipasi tidak adanya penurunan suku bunga oleh Bank of England (BoE) dalam pertemuan bulan September, sementara probabilitas penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) dalam pertemuan bulan November berada di 87,2%.
Para pedagang menunggu peran Deputi Gubernur BoE Sarah Breeden sebagai moderator untuk panel mengenai kerja sama pengawasan pada konferensi bersama yang diselenggarakan oleh European Central Bank dan Otoritas Perbankan Eropa pada hari Selasa.