Back

Rupiah Merosot ke 15.740-an Terseret oleh Penguatan Dolar AS, Dipengaruhi Sentimen Seputar Pilpres AS

  • Rupiah Indonesia melemah terhadap Dolar AS, tengah diperdagangkan melemah di 15.741.
  • Pemilihan umum Presiden AS masih memengaruhi sentimen di seputar USD/IDR.
  • IMF memprakirakan pertumbuhan Indonesia dapat mencapai 5,1% di tahun 2025, namun perlu mewaspadai fragmentasi perdagangan.

Setelah mencapai level 15.700-an dan menutup perdagangan pada hari Jumat pekan lalu di dekat level 15.720-an , pasangan mata uang USD/IDR pada pagi di perdagangan sesi Asia tengah melayang di 15.741. Rupiah Indonesia (IDR) telah dibuka lebih lemah di 15.705 dalam perdagangan hari Senin ini, berpotensi melemah lebih jauh ke 15.800 yang bertepatan dengan resistance dinamis Simple Moving Average (SMA) 200 periode pada grafik harian.

Pergerakan Rupiah lebih lanjut akan dipengaruhi oleh Pemilihan umum Presiden (pilpres) di Amerika Serikat yang akan dilaksanakan pada tanggal 5 November. Persaingan dua calon presiden, Donald Trump dari Partai Republik dan Kamala Harris, Wakil Presiden AS dari Partai Demokrat berlangsung sangat ketat di negara-negara bagian utama.

Proposal utama Trump terkait penetapan tarif secara luas, yang potensi tarif mencapai hingga 60% untuk barang-barang Tiongkok, dikhawatirkan akan memicu kembali perang dagang, sehingga inflasi diprakirakan bisa kembali melambung antara 6% dan 9,3% pada tahun 2026, seperti yang dilaporkan oleh Peterson Institute for International Economics.

Sementara kebijakan Harris, lebih cenderung mengarah pada kemitraan yang seimbang antara pemerintah dan sektor swasta, namun menimbulkan kekhawatiran bahwa kebijakannya tersebut dapat mengganggu pasar tenaga kerja dan ketidakpastian bagi bisnis.

Ancaman langsung untuk Dolar AS berasal dari kemungkinan hasil "gelombang biru", dalam situasi tersebut, Greenback diprakirakan akan mengalami pelemahan akibat "perdagangan Trump", serta pergeseran posisi ke posisi yang lebih bearish, kata Pablo Piovano, Penyunting di FXStreet. 

Sementara itu, International Monetary Fund (IMF) dalam laporannya, pada bulan Oktober 24 lalu menyebutkan bahwa, Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang kuat dan pesat sekitar 5%. Untuk tahun 2025 pertumbuhan diprakirakan meningkat ke 5,1%. Namun, kekhawatiran yang perlu disoroti di Indonesia adalah fragmentasi perdagangan atau meningkatnya fragmentasi perdagangan. Untuk kawasan pasar berkembang lainnya di Asia Pasifik, kemungkinan pergeseran harapan terhadap kebijakan moneter dan peningkatan volatilitas pasar keuangan juga menimbulkan beberapa risiko penurunan.
 

WTI Diperdagangkan di Kisaran $68,50 setelah Turun lebih dari 4% di tengah Meredanya Ketegangan Geopolitik

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun lebih dari 4%, diperdagangkan di kisaran $68,40 selama sesi Asia pada hari Senin. Penurunan ini dapat dikaitkan dengan meredanya ketegangan geopolitik setelah serangan udara Israel ke Iran pada hari Sabtu pagi, yang terutama ditujukan ke situs-situs rudal dan pertahanan udara dan ternyata tidak seagresif yang diprakirakan oleh banyak pihak.
อ่านเพิ่มเติม Previous

Harga Emas Masih di Bawah Level $2.750 karena Penguatan USD dan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

Harga emas (XAU/USD) gagal memanfaatkan kenaikan di akhir hari Jumat untuk kembali mendekati area $2.750 dan dibuka dengan gap bearish yang moderat di awal pekan. Pembelian Dolar AS (USD) masih berlanjut setelah kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS, didukung oleh meningkatnya penerimaan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan melanjutkan penurunan suku bunga yang lebih kecil, dan merongrong komoditas. Selain itu, nada risiko yang secara umum positif dipandang sebagai faktor lain yang menekan logam mulia
อ่านเพิ่มเติม Next