Kurs Rupiah Indonesia Melemah ke 16.870-an meski Dolar AS sedang Tertekan
- Rupiah melemah ke 16.877 per USD, meski Dolar AS secara global sedang tertekan; pergerakan USD/IDR tetap sideways di kisaran 16.750-16.895.
- Surplus perdagangan Indonesia pada bulan Maret 2025 capai USD 4,33 miliar, melebihi ekspektasi pasar meski lebih rendah dari tahun lalu.
- Pasar menunggu rilis data manufaktur AS dan pidato pejabat The Fed, yang berpotensi memengaruhi arah jangka pendek USD/IDR.
Nilai tukar Rupiah Indonesia (IDR) terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) tercatat bergerak di kisaran 16.877 saat berita ini ditulis pada perdagangan hari Selasa, melemah dibandingkan harga pembukaan yang berada di level 16.840. Pergerakan pasangan mata uang USD/IDR tampak sideways, dengan kisaran perdagangan sempit antara 16.750 hingga 16.895 sejak Kamis pekan lalu.
Menariknya, meskipun Dolar AS tengah mengalami pelemahan secara luas di pasar global, Rupiah belum menunjukkan penguatan yang signifikan dan cenderung tertahan. Hal ini mengindikasikan bahwa tekanan domestik atau faktor lain masih membatasi potensi penguatan mata uang Garuda ini.
Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Bulan Maret Melampaui Ekspektasi Pasar
Pada hari Senin, Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia melaporkan surplus perdagangan Indonesia pada bulan Maret 2025 sebesar USD 4,33 miliar, meskipun mengalami penurunan dibandingkan Maret tahun lalu yang tercatat USD 4,58 miliar. Meskipun lebih rendah, surplus ini tetap melampaui proyeksi pasar yang hanya USD 2,64 miliar dan lebih tinggi dari surplus Februari 2025 sebesar USD 3,10 miliar.
Ekspor Indonesia tumbuh 3,16% secara tahunan, meskipun ini adalah laju terlemah sejak Juli dan jauh di bawah lonjakan 13,86% pada Februari.
Sementara itu, impor naik 5,34% yoy, meskipun sedikit lebih rendah dari proyeksi 6,6%, namun meningkat dibandingkan pertumbuhan 2,3% pada bulan sebelumnya.
Tiongkok Berjanji Tingkatkan Impor Produk Indonesia
Faktor yang berpotensi mengangkat sentimen pasar di dalam negeri adalah pertemuan antara Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, dan Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, di Beijing. Tiongkok menyatakan akan meningkatkan impor produk Indonesia dan memperkuat kerja sama antara kedua negara.
Wang Yi juga menekankan pentingnya menentang unilateralisme dan menjaga sistem perdagangan internasional yang adil. Kedua negara sepakat untuk memperkuat rantai pasokan dan melindungi hak negara berkembang. Pertemuan ini berlangsung di tengah negosiasi dagang Indonesia dengan AS terkait tarif yang diberlakukan oleh Presiden Trump.
Dolar AS Rebound Tipis di Tengah Ketidakpastian Politik
Di sisi lain, Dolar Amerika Serikat (AS) masih terus tertekan. Namun, saat ini indeks Dolar (DXY) sedikit rebound dari level terendah yang tercatat dalam perdagangan kemarin di 92,92 ke level 98,36. Pelemahan ini mencerminkan hilangnya kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi AS di tengah ketidakpastian kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump, diperburuk dengan isu kemungkinan pemecatan Ketua The Fed Jerome Powell.
Pernyataan tentang pemecatan Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell oleh Presiden AS Donald Trump telah mengguncang kredibilitas Dolar AS dan aset-aset AS. Trump mengkritik Powell karena tidak menurunkan suku bunga meskipun harga minyak dan bahan makanan turun. Kekhawatiran meningkat setelah penasihat ekonomi Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Trump sedang mempertimbangkan cara untuk memecat Powell.
Presiden Chicago The Fed, Austan Goolsbee, memperingatkan bahwa mempertanyakan independensi moneter dapat merusak kredibilitas bank sentral. Sementara itu, Dolar AS dan obligasi pemerintah melemah karena ketidakpastian terkait pemecatan tersebut.
Trump juga menyerukan di Truth Social pada hari Senin dengan mengatakan bahwa "Banyak pihak meminta pemangkasan suku bunga sebagai tindakan pencegahan. Dengan biaya energi yang jauh lebih rendah, harga pangan (termasuk bencana telur Biden!) yang jauh lebih rendah, dan sebagian besar 'hal' lainnya yang cenderung menurun, hampir tidak ada inflasi," kata Trump.
Pasar Menantikan Data Manufaktur AS dan Pidato Pejabat The Fed
Selanjutnya, para pelaku pasar global saat ini menantikan rilis data Indeks Manufaktur Richmond dari Amerika Serikat yang dijadwalkan pada Selasa malam waktu Indonesia. Selain itu, perhatian investor juga tertuju pada pidato sejumlah pejabat penting Federal Reserve (FOMC) yang dapat memberikan petunjuk arah kebijakan moneter ke depan.
Kombinasi dari kedua agenda tersebut diprakirakan akan memengaruhi pergerakan Dolar AS dan berpotensi memberikan arah pasangan mata uang USD/IDR dalam jangka pendek.
Pertanyaan Umum Seputar TARIF
Meskipun tarif dan pajak keduanya menghasilkan pendapatan pemerintah untuk mendanai barang dan jasa publik, keduanya memiliki beberapa perbedaan. Tarif dibayar di muka di pelabuhan masuk, sementara pajak dibayar pada saat pembelian. Pajak dikenakan pada wajib pajak individu dan perusahaan, sementara tarif dibayar oleh importir.
Ada dua pandangan di kalangan ekonom mengenai penggunaan tarif. Sementara beberapa berpendapat bahwa tarif diperlukan untuk melindungi industri domestik dan mengatasi ketidakseimbangan perdagangan, yang lain melihatnya sebagai alat yang merugikan yang dapat berpotensi mendorong harga lebih tinggi dalam jangka panjang dan menyebabkan perang dagang yang merusak dengan mendorong tarif balas-membalas.
Selama menjelang pemilihan presiden pada November 2024, Donald Trump menegaskan bahwa ia berniat menggunakan tarif untuk mendukung perekonomian AS dan produsen Amerika. Pada tahun 2024, Meksiko, Tiongkok, dan Kanada menyumbang 42% dari total impor AS. Dalam periode ini, Meksiko menonjol sebagai eksportir teratas dengan $466,6 miliar, menurut Biro Sensus AS. Oleh karena itu, Trump ingin fokus pada ketiga negara ini saat memberlakukan tarif. Ia juga berencana menggunakan pendapatan yang dihasilkan melalui tarif untuk menurunkan pajak penghasilan pribadi.