Inggris: Di Jalur Untuk Pemilu Yang Sangat Tidak Terduga – ABN AMRO

Bill Diviney, ekonom senior di ABN AMRO, menunjukkan bahwa masyarakat Inggris akan pergi ke tempat pemungutan suara pada 12 Desember dalam sesuatu yang belum terbukti menjadi pemilu yang sangat tidak terduga.

Kutipan Utama

“Partai Konservatif saat ini menikmati kepemimpinan 10-15 poin dalam jajak pendapat atas saingan terdekatnya, Partai Buruh. Namun, partai tersebut menikmati keunggulan serupa atas Partai Buruh pada periode menjelang pemilu 2017, dan itu terbukti menjadi bencana bagi Konservatif, karena partai kehilangan mayoritas di parlemen."

“Prediktabilitas pemilu yang akan datang semakin diperumit oleh sistem first-past-the-post di Inggris - sistem 'pemenang mengambil semua' di mana partai-partai dapat memenangkan kursi dengan minoritas suara dalam konstituensi tertentu, selama mereka memiliki suara terbanyak. Itu tidak menimbulkan masalah ketika pemilu di Inggris adalah perlombaan dua-tim antara kanan/kiri, Konservatif/Buruh. Namun, Demokrat Liberal (pro-remain) dan Partai Brexit (pro Brexit tanpa-kesepakatan) sama-sama menarik pemilih dari partai-partai utama, dan dengan demikian mengekstrapolasi jajak pendapat nasional ke tingkat konstituensi dapat menghasilkan prediksi yang menyesatkan hasil aktualnya.”

“Dengan begitu, skenario-skenario yang mungkin terjadi - mayoritas Konservatif, atau hung parliament lainnya (sama dengan sekarang) - semua mengarah ke hasil yang relatif jinak untuk pasar keuangan. Konservatif berkampanye berdasarkan kesepakatan mereka (sedangkan risiko sebelumnya adalah bahwa mereka akan berkampanye untuk Brexit tanpa-kesepakatan), dan hung parliament lainnya kemungkinan akan mengarah ke referendum lain yang mengadu kesepakatan PM Johnson (atau beberapa varian soft Brexit ) dengan Remain. Setidak-tidaknya, risiko Brexit tanpa-kesepakatan dan kacau jauh lebih rendah daripada sebelumnya.”