WTI Mundur Dari Puncak Satu Minggu, Bertahan Di Atas $65,50

• WTI menarik beberapa aksi beli-saat-turun pada hari Selasa dan berbalik positif untuk sesi ketiga berturut-turut.
• Kenaikan tampaknya agak tidak terpengaruh oleh kemungkinan tambahan pasokan minyak mentah dari Iran.
• Sentimen risk-on, bias jual USD yang berkelanjutan tetap mendukung kenaikan.
• Kekhawatiran di seputar berlanjutnya lonjakan dalam kasus COVID-19 mungkin membatasi kenaikan lebih lanjut.

WTI melesat ke puncak baru satu minggu selama awal sesi Amerika Utara, meskipun dengan cepat mundur setelahnya dan terakhir terlihat diperdagangkan tepat di atas pertengahan $65,00an.

Emas hitam sekarang telah bergerak kembali ke wilayah positif untuk hari ketiga berturut-turut dan tampak ingin membangun momentum kuat dari terendah tiga minggu, di sekitar pertengahan $61,00an yang disentuh Jumat lalu. Pembeli tampaknya agak tidak terpengaruh oleh kemungkinan tambahan pasokan dari Iran, yang memiliki cadangan minyak terbesar keempat di dunia.

Babak kelima negosiasi antara Amerika Serikat dan Iran dilanjutkan kembali di Wina pada Selasa ini. Namun, aksi harga tampaknya mengindikasikan bahwa pasar tidak mengharapkan perjanjian nuklir dipulihkan dalam waktu dekat. Itu, pada gilirannya, mengindikasikan bahwa ekspor minyak Iran kemungkinan tidakn kembali dengan cepat ke pasar global.

Sementara itu, sentimen bearish di sekitar dolar AS bertindak sebagai pendorong untuk komoditas dalam denominasi dolar, termasuk minyak. Itu ternyata menjadi faktor utama di balik kenaikan moderat dalam harga minyak selama paruh kedua aksi perdagangan. Meski begitu, kekhawatiran bahwa kasus COVID-19 yang terus meningkat di beberapa negara Asia dapat menghambat pemulihan permintaan bahan bakar yang rapuh dapat menahan penjual dari menempatkan taruhan agresif.

Sehingga bijaksana menunggu beberapa tindak lanjut aksi beli yang kuat di luar swing highs bulanan, di sekitar $67,00/barel sebelum memposisikan diri untuk apresiasi lebih lanjut.